Bulan dan Bintang

Kemarin dia seperti bulan purnama bagiku. Indah ronanya, hingga menarik segenap fikirku untuk dapat lebih mengenalnya. Setelah kenal, ternyata dia memang benar-benar bulan, yah bulan yang dapat memberikan sinarnya pada puncak gunung bahkan juga pada setiap pucuk rerumputan yang tertidur di padang latar.
Setapak demi setapak, akhirnya dapat kutelusuri juga tepian hidupnya. Decak kagum terkumpul menggunung, bukan hanya karena melihat pesonanya, lakin dikarenakan betapa aral telah berbaris rapi di kehidupannya, untuk mencubit dan mencubit jiwanya hari demi hari.
Namun, sinarnya tetap tersuguh buat semua dahan, ranting yang melambai padanya, juga bahkan pada rerumputan yang terpulas. Yah, semuanya ini menggambarkan betapa raganya sungguh merendah, padahal jiwanya terlalu tinggi.
Lalu, seperti biasanya sinar itu pun kembali menyinari dahan dan ranting, namun entah kenapa kali ini ranting tak bergoyang, seolah membeku sehingga tak merasakan sedikitpun kehangatan sang sinar.
Kini, dia telah sendiri menelusuri jarak malam. namun seperti biasa, cahayanya selalu ditebarkan tanpa pilih-pilih, yang tinggi ataupun yang rendah.

Sayang aku hanya wayang
yang hanya ada di kala tidak siang
bagaimana aku dapat terbang dan meraih bintang
sementara sayapku mulai tumbang kala malam menjelang
wahai sinar yang ada kala malam
telusuri jalanmu hingga hadirnya fajar di cakrawala timur
dan yakinlah bintang lebih pantas menemanimu sampai kau tertidur
seandainya tidak, sejatinya jiwamu bak bintang
yang selalu dipuji karena cahanya yang bersulam
-------

Comments

  1. oh...ipulh...

    danh siapakah bulanh danh bintangh ituhh...?

    sepertinyah diah begituh 'cantik'...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts