Dia yang entah akan pergi atau tidak?

Mungkin malam ini adalah malam terakhir dia bekerja total di Trans TV
Mungkin sore tadi juga adalah kali terakhir dia menjambangi
rak-rak ATK di Carrefour Ambassador
Sekarang (20.05) dia sedang bercengkrama dengan teman-temannya. Ingin rasanya bertanya, apa yang ia rasakan malam ini, yah malam dari sebuah penantian. Hah... tapi rasanya biarlah itu menjadi misteri yang hanya bisa terjawab seiring jarum jam.
Sontak aku lumayan terkaget oleh suara decakan berkali-kali. Aku kira itu hanya suara iseng dari sebagian makhluk lain, tapi ternyata decakan itu berasal dari lipatan kulit merah di bagian wajahnya. yah dia telah berdiri di dekat kaca, dengan menggenggam sebuah gunting di tangan kanannya. Bukan... aku tidak kaget karena takut padanya, karena dia bukanlah sosok yang patut ditakuti, tapi aku hanya tak ingin dia tahu kalau aku menulis tentangnya sekarang. Biarlah esok saja dia membacanya setelah tahu bagaimana hasil penantiannya.
Nah, saat ini (20.40) dia kembali bersama temannya, berbicara di sebuah gang sempit. Aku tak tahu apa yang sedang dibicarakannya sekarang, karena aku hanya bisa melihat kedua bibirnya terbuka dan tertutup, terkadang senyumanpun mengembang seolah dia sedang berbahagia malam ini.
Dia sahabatku yang entah apakah akan melangkah menjauh dari kami semua ataukah sebaliknya... tapi lagi-lagi biarlah kali ini mentari esok saja yang akan menceritakannya padaku. Sampai kapanpun dia tetap sahabatku, aku tak peduli walaupun waktu kian mengikis tepian memoriku. Yah aku yakin dia tak akan kulupakan, karena semua sahabatku terletak di pusat, tidak di tepian. Atau...jangan-jangan "DIA" akan memutuskan, bahwa dia akan tetap bersama kami. Tunggu.. tunggu... kalau dia tetap ada di sini, apakah dia akan seperti sekarang. Apakah senyumnya tidak akan menipis. Akankah hatinya tidak mengeras.
Tuhan... aku bukanlah siapa-siapa, dan tak tahu apa-apa. Kini aku hanya memohon agar keputusan-MU untuknya adalah yang terbaik baginya.
Ah... tak terasa jemariku sudah mengumpulkan beberapa kata kenangan untuknya, sampai-sampai jarum jam telah melewati angka 9 malam ini. Aku harus pulang sekarang, karena esok adalah taping out door pertamaku. Bagaimana esok... kuserahkan saja semua padanya.
Selamat tidur..!!!
Hai sobat...
apakah angin malam ini terlalu dingin buatmu
sehingga detik-detik penantian seolah tak terasa lagi
kalau ia... dan kamu pun juga suka
yah biarkanlah ia menyelimuti ragamu malam ini saja
esok embun pagi akan menyapamu
sinar mentaripun akan menjadi teman
kala penantian itu terjawab
dan yang sedari malam tadi telah bertamu
kini ia pun akan menghantarkan sebuah hal menawan
semoga saja ia.!
-buatmugadispecintabirukuningdanbunganmatahari-

Comments

Popular Posts