Hari yang aneh...

Hari ini pagi-pagi sekali kusiapkan sepeda motor untuk segera pergi ke pejaten, salah satu vendor editing luar trans tv. Dengan kecepatan di bawah 60 km/jam, sudah dipastikan laju sepeda motorku tak begitu kencang. Bukan karena tidak berani menarik gas, tapi karena kondisi badan yang masih lumayan capek.
Dan tiba-tiba, "Braak...!" sebuah motor tiger menabrakku dari kiri. Alhasil, kaki kiriku merah lebam. Tak begitu sakit waktu itu, sehingga kuputuskan untuk melanjutkan perjalanan ke pejaten. Selang 1 menit kemudian HP ku berbunyi. Sepertinya sms, namun kudiamkan saja. Aku berniat nanti saja akan kubaca sesampainya di tempat tujuan yang masih setengah jarak lagi. Tak lama, hanya sekitar 2 menit kemudian berbunyi lagi HP ku. Aku penasaran. Khawatir sms penting, lalu kuputuskan
tuk mencari tempat nyaman untuk berhenti sejenak seraya membaca sms yang sedari tadi masuk.
sms I (23/08/06) (09.20 wib)
Mas Dedi Assprd : "Pul sehat?..."

sms II (23/08/06) (09.22 wib)
Mba vini assprod : "Ipyull! Gmn kbr?..."

Seketika itu rasanya kerutan di dahiku bertambah. Tapi bukan karena usia pastinya. Kala itu aku bibirku membentuk sesungging senyuman. Senyuman yang terlahir akibat sesatu yang aneh, pas dan mungkin kebetulan. Yah bagaimana tidak, dua assprodku bertanya tentang kabarku, setelah barusan saja kakiku tertabrak.

Akhirnya aku sampai juga. Kaset MOA episode 'Lumpur' yang tayang hari ini belum selesai. Padahal jarum jam sudah melewati pukul 11 tepat, sejak 5 menit yang lalu. Aku khawatir akan terlambat memasukkannya ke bagian Quality Control. Akhirnya selesai, lalu diprint, dan aku kembali mengendarai sepeda motorku ke kantor. Kaset MOA berhasil aku masukkan jam 12.05. Kemudian dengan perasaan sedikit lega aku naik ke lantai 3. Ada Bea, anak magang. Baru saja kutelpon mba vini, tuk menceritakan sebagian kisahku tadi dan juga untuk menanyakan kabar semuanya, tiba-tiba telponku berbunyi. Kali ini bukan sms. ID Number nya sepertinya dari kantor.

"Halo, ini mas ipul"
"iya, betul", suaraku agak parau, mungkin disebabkan kekhawatiran yang menggunung seketika itu, takut jangan-jangan paket yang bar saja direject.
"gini mas ini dari QC, paketnya direject, karena audio channel 2 nya tidak keluar".

Ketakutanku benar-benar terjadi. MOA di-reject, sehingga aku harus kembali lagi ke pejaten. Kali ini, rasa nyeri mulai merasuk syaraf-syaraf kaki kiriku. Nyeri sekali. Kutahan. Ternyata aku bisa. Setelah semuanya telah selesai di pejaten, aku beranjak ke kantor kembali untuk memberikan kaset revisi. Pukul 13.03 wib, aku turuti penjaga library untuk pergi ke QC, dan ternyata MOA yang baru direvisi, direject lagi. Lalu, kuambil jurus andalan. Telpon produser, Mas Nungki. Berharap untuk mendapatkan keputusan yang paling baik. Walhasil, kami re-run. Syukurlah...

Semuanya aktifitas dari pagi hingga siang ini berakhir re-run. Tapi tidak mengapa, aku percaya ini lagi-lagi menjadi cubitan kecil yang telah membangunkan kami dari tidur sekejap. Dan aku kembali teringant apa yang dikatakan oleh RP : "No mistake is not achievment". Mudah-mudahan kesalahan ini akan membawa kami ke depan pintu yang lebih manis.

Tanpa terasa petang sudah menjelang. Perutku perih. Ternyata aku belum makan, yah tak sedikitpun makanan yang masuk dari siang tadi. Pantas saja perut ini terasa terpukul. Seolah-olah ada sekumpulan makhluk dalam perut yang mengingatkanku bahwa aku harus makan sekarang. 

Selesai makan, selesai pula petang. Yah, kini matahari mulai tenggelam, sebagai pertanda siang berganti malam. Aku mulai memanjakan kaki kiriku. Makin nyeri. Kemudian sekumpulan penghuni lantai 3 berkumpul dengan tiba-tiba. Aku tidak tahu. Karena masih asik memanjakan kaki kiriku. Sepertinya ada pengumuman penting dari bos kami, Pak Iwan, Kadiv News Trans TV. Aha... ternyata informasi yang paling mengejutkan adalah pengumuman karyawan yang dipindahkan ke TV7. 

Sudah itu, aku langsung mempersiapkan segala keperluan taping untuk esoknya. Disela-sela persiapan itu, aku mendapatkan sebuah pelajaran tentang 'BRAIN' dari mas Nungki. Yang intinya, semua yang kita tanamkan di otak dengan sempurna, maka hasilnyapun akan nyata. Ternyata benar juga, apa yang kita inginkan benar-benar di otak kita, secara sadar atau tidak akan menjadi sugesti untuk kita, dalam menemukan arah untuk mencapai segala hal yang ada di otak itu. Jadi, mulai hari ini aku akan menanamkan bahwa aku bisa. 

Tak terasa, sudah lama juga jemariku menekan-nekan tuts pada keyboard komputer. Aku mau pulang. Kembali memanjakan kaki kiriku yang semakin nyeri. Semoga saja esok hariku semakin baik dari sekarang. 

Hari yang aneh, tapi menakjubkan.

"Ngeeeng..."

Comments

Popular Posts