Terima Kasih dan Maaf

Aku sedang tertidur. Mataku terpejam pulas, ah tapi tidak juga. Karena sebagian besar otot-ototku masih meregang. Otomatis aku tak bisa dengan lapang menjelajah ke dunia tak terjaga. Siang ini aku memang sedang terbaring di atas sebuah tikar pandan buatan seorang nenek tua yang baru saja menyambangi rumah tempatku menetap seminggu yang lalu. Hangat... benar-benar tikar itu lebih hangat dari pada sleeping bag merek luar negeri yang kerap tergeletak sembarang di ruang bang mul. Rasanya senang sekali bisa istirahat. Namun tiba-tiba handphoneku berbunyi. Sebuah sms dari oji temanku di sisi lain. "ipul ente dimana, ane lapar nih, kupon dimana?". Perasaan bersalah seketika menggunung di kepalaku. "Iya oji, maaf mungkin ane sampe jam 4 an", jawabku. Aku tidak langsung bersiap ke kantor. Karena terik masih sangat menyengat. Aku takut ototku makin meregang. Jam setengah tiga kurasa aman untukku pergi dengan sepeda motor. Terlihat aku sering kali 'disalip' oleh kendaraan lain, sengaja memang aku tidak mengejarnya. Aku lajukan perlahan, yah perlahan sekali. Hingga sampai sebuah masjid di bilangan MT. Haryono, kuputuskan untuk beristirahat sejenak. Sekedar untuk memberi kesempatan tidur buat ototku yang terasa semakin tak karuan. Akhirnya aku bisa beristirahat di sini. Sekejap. Tapi tak mengapa. Setelah sholat ashar, aku lanjutkan perjalananku ke kantor untuk menggugurkan sebagian amanah yang telah terlewatkan. Akhirnya, sampai juga. Dan seperti biasa aku mulai menjalani fungsi PA ku. Tapi tak seperti biasanya, mungkin karena teman-temenku paham dengan keadaanku. Aku hanya bisa berharap temanku tak kecewa denganku, sekarang juga nanti.


Senarai kata :
Terima kasih fer, don, dan semuanya yang rela mengerjakan tugas PA-nya sisi lain. Mas Nungki, Mba Vini dan Mas Dedi, thanks juga atas sejuta pengertiannya selama ini. Mba-Mas-Abang yang lain juga... maaf saya gak bisa bantu apa-apa hari jum'at kemarin.

Comments

Popular Posts