Lelah Melangkah

Isak tangisnya telah memukul genderang telingaku kencang sekali. Lalu perlahan merayap masuk ke celah hati. Aku berusaha untuk tuli. Tapi hatiku berontak. Kali itu aku mengalah. Kutegur jasadnya, kupeluk jiwanya dengan saranku sekenanya.

Ucapku membatin, "kamu jangan sampai salah langkah lagi".

Malam itu, aku melihat segaris senyumnya lagi. Setelah sekian lama terkubur dalam pengasingan. Hingga fajar bertamu di singgasana sudut cakrawala timur, ia masih berada di sampingku.

Tuhan, sungguh aku telah lelah
dengan setiap langkah yang tak berbuah
namun kiranya setangkai kurma yang KAU janjikan terletak di sarang lebah
aku akan siap tersengat jutaan lebah tanpa menyerah

Comments

Popular Posts